IV. SIKAP PENGARANG PENGARANG KRISTEN
TERHADAP KESALAHAN ILMIAH DARI TEKS BIBEL
PENELITIAN MEREKA YANG KRITIS
Kita merasa heran karena reaksi yang berbeda-beda yang
ditunjukkan oleh ahli tafsir Kristen terhtadap kumpulan
kesalahan-kesalahan, kekeliruan dan kontradiksi ini. Di
antara mereka ada yang mengakui sebagian
kesalahan-kesalahan tersebut dan tidak segan-segan
membicarakan soal-soal yang rumit itu dalam
karangan-karangan mereka. Ada golongan lain yang secara
lihai menghindari hal-hal yang tak dapat dipertahankan,
tetap mempertahankan kemurnian Bibel kata demi kata
serta berusaha meyakinkan orang lain dengan
keterangan-keterangan yang bersifat apologetik dengan
memakai argumentasi yang tak terduga, dan dengan begitu
mengharap orang lain akan melupakan soal-soal yang
ditolak oleh logika.
R. P. de Vaux, dalam pengantar terjemahan Kitab
Kejadian mengakui adanya kritik-kritik dan mengakui
pula kebenaran kritik-kritik tersebut, akan tetapi,
baginya, tidaklah penting untuk mengadakan penyusunan
baru terhadap kejadian-kejadian pada masa yang lampau.
Ia menulis dalam catatan-catatannya: bahwa Bibel
menyebutkan kenangan sesuatu atau beberapa banjir yang
dahsyat di lembah Tigris atau Euphrate, yaitu
banjir-banjir yang dibesar-besarkan dalam tradisi
sehingga menjadi suatu bencana dunia, adalah tidak
penting; yang penting adalah bahwa pengarang Kitab
Kejadian telah mengisi kenangan itu dengan ajaran abadi
mengenai keadilan dalam rahmat Tuhan, serta kejahatan
manusia, dan keselamatan bagi orang yang benar.
Dengan begitu maka untuk merubah suatu legenda rakyat
menjadi suatu kejadian suci yang perlu diyakini oleh
umat beragama, adalah suatu tindakan yang dapat
dibenarkan selama pengarang memakainya untuk contoh
dalam pelajaran agama. Sikap apologetik semacam itu
akan membenarkan segala macam penyalahgunaan
tulisan-tulisan yang dianggap suci dan mengandung sabda
Tuhan. Membenarkan campur tangan manusia dalam hal-hal
yang suci berarti menutupi segala perubahan-perubahan
yang dilakukan oleh manusia terhadap teks Bibel. Jika
terdapat suatu maksud teologik maka segala perubahan
dibolehkan, dan dengan begitu maka orang membenarkan
perubahan-perubahan yang dilakukan oleh
pengarang-pengarang Sakerdotal (pendeta-pendeta) pada
abad VI serta kesibukan-kesibukan legalistis yang
akhirnya menghasilkan riwayat-riwayat khayalan yang
sudah kita lihat.
Ada kelompok yang tidak kecil daripada ahli-ahli tafsir
Kristen yang merasa bangga untuk menerangkan
kekeliruan, kesalahan dan kontradiksi yang terdapat
dalam Bibel dengan mengemukakan alasan bahwa para
pengarang Bibel terpengaruh oleh faktor-faktor sosial
daripada peradaban atau mental yang berbeda dengan
peradaban dan mental sekarang; ini berarti bahwa
persoalan kekeliruan dan kontradiksi tersebut berakhir
dan menjelma menjadi suatu jenis yang khusus daripada
kesusasteraan. Penggunaan istilah "suatu jenis yang
khusus daripada kesusasteraan" ini dalam perdebatan
yang rumit di antara para ahli tafsir Bibel telah dapat
menutupi segala kesulitan. Tiap kontradiksi antara dua
teks dapat dijelaskan dengan: perbedaan cara ekspresi
daripada tiap pengarang, khususnya perbedaan gaya
sastranya. Sudah tentu argumentasi seperti ini tidak
dapat diterima oleh semua orang, karena argumentasi
tersebut tidak serius. Tetapi argumentasi tersebut
masih ada orang yang memakainya sekarang, dan dalam
membicarakan Perjanjian Baru, kita akan melihat
orang-orang menafsirkan kontradiksi yang ada didalamnya
dengan cara yang berlebihan.
Suatu cara lain untuk memaksakan hal-hal yang tak dapat
diterima oleh logika dalam teks Bibel adalah dengan
mengelilingi teks tersebut dengan
pertimbangan-pertimbangan apologetik. Dengan begitu
maka perhatian pembaca dialihkan dari problema crucial
mengenai kebenaran kepada problema-problema lain.
Pemikiran-pemikiran Kardinal Danielou mengenai Banjir
yang dimuat dalam majalah Dieu Vivant (Tuhan yang
hidup), nomor 38 tahun 1947 halaman 95-112 dengan judul
"Banjir Pembaptisan dan Hukuman," menunjukkan cara
tersebut. Ia menulis: "Tradisi yang paling kuno
daripada Gereja telah terlihat dalam Teologi Banjir,
gambar Yesus Kristus dan gambar Gereja. Ini adalah
hikayat yang besar sekali artinya. Hukuman yang
mengenai seluruh umat manusia." Setelah mengutip
Origene yang dalam karangan: "Ceramah tentang
Yehezkiel," membicarakan tentang tenggelamnya seluruh
Dunia dan diselamatkannya dalam Perahu, Kardinal
Danielou tersebut membicarakan tentang pentingnya angka
delapan (yang menunjukkan jumlah orang yang
diselamatkan oleh Perahu; Nuh dan isterinya serta tiga
orang anaknya dan isteri-isteri mereka). Ia mengulangi
yang ditulis oleh Yusten dalam Dialognya "mereka itu
memberikan simbol hari ke delapan, hari Yesus Kristus
dibangkitkan dari mati" dan ia menulis: "Nuh, yang
dilahirkan pertama daripada penciptaan baru, suatu
citra Yesus Kristus yang merealisir apa yang
digambarkan oleh Nuh." Ia meneruskan perbandingan
antara Nuh yang diselamatkan oleh kayunya perahu dan
oleh air yang mengapungkannya, dan air pembaptisan (air
Banjir yang melahirkan kemanusiaan baru) dan kayu
salib. Kardinal menekankan nilai simbolisme dan menutup
uraiannya dengan menekankan kekayaan spiritual dan
doktrinal daripada sakramen Banjir!
Banyak sekali yang dapat dikatakan mengenai
pendekatan-pendekatan apologetik. Pendekatan semacam
itu menerangkan suatu kejadian yang tak dapat
dipertahankan kebenarannya, dan pada waktu yang
diterangkan oleh Bibel, dengan penjelasan yang bersifat
universal. Dengan tafsiran seperti yang ditulis oleh
Kardinal Danielou kita kembali ke abad pertengahan di
mana kita harus menerima teks apa adanya dan segala
pembicaraan mengenainya terlarang kecuali pembicaraan
yang menguatkan.
Meskipun begitu, saya merasa segar bahwa sebelum
periode obscurantisme yang dipaksakan ini, kita baca
sikap-sikap yang logik seperti sikap Agustinus yang
menunjukkan pemikiran yang maju, lebih dahulu daripada
pemikiran yang ada pada masa hidupnya.
Pada periode pendeta-pendeta Gereja, problema kritik
teks sudah terasa oleh karena Agustinus menyebutkannya
dalam suratnya no. 82, yaitu yang mengandung
kalimat-kalimat penting sebagai berikut: "Khusus kepada
fasal-fasal dari Bibel, yang dinamakan kanonik (yang
telah dilegalisir oleh Paus) saya memberi perhatian dan
kehormatan, dan saya yakin seyakin-yakinnya bahwa tak
seorangpun daripada para pengarang-pengarangnya yang
melakukan kekeliruan dalam menulisnya. Jika dalam
fasal-fasal itu saya jumpai suatu pernyataan yang
kelihatan bertentangan dengan kebenaran, maka saya
tidak ragu untuk mengatakan bahwa: teks (yang saya
baca) itu salah, atau si penterjemah tidak
menterjemahkan teks asli sebaik-baiknya, atau pikiran
saya kurang cerdas.
Bagi Agustinus, tak terbayang bahwa suatu teks kitab
suci dapat mengandung kesalahan. Agustinus memberi
penjelasan tentang "dogma bahwa Bibel tidak bisa salah"
secara terang dan jelas. Jika ada kalimat-kalimat yang
nampaknya kontradiksi dengan kebenaran, ia mencari
sebabnya, dan tidak mengenyampingkan kemungkinan sebab
itu datang dari manusia. Sikap semacam itu adalah sikap
orang yang percaya dan mempunyai daya kritik. Pada
zaman Agustinus ( 354 - 430 M ) belum ada kemungkinan
konfrontasi antara teks Bibel dan Sains. Suatu
pandangan yang luas yang serupa dengan pandangan
Agustinus akan menghilangkan kesulitan-kesulitan yang
disebabkan konfrontasi antara beberapa teks dalam Bibel
dengan pengetahuan ilmiah.
Sebaliknya, para spesialis pada masa kita sekarang
merasa bangga untuk mempertahankan teks Bibel terhadap
sangkaan kesalahan. R.P. de Vaux, dalam Pengantar
kepada Kitab Kejadian memberikan sebab-sebab yang
mendorongnya untuk mempertahankan teks Bibel, walaupun
teks tersebut ternyata tidak dapat diterima dan segi
sejarah atau dari segi Sains. Ia meminta kita "supaya
jangan memandang sejarah dalam Bibel dengan kacamata
metode-metode yang diikuti oleh orang-orang modern,"
seakan-akan ada beberapa cara untuk menulis sejarah.
Jika sejarah itu ditulis dengan cara yang tidak betul,
maka ia menjadi roman sejarah. Tetapi dalam hal ini,
sejarah menjadi terlepas dari konsep-konsep kita.
Ahli-ahli tafsir Bibel menolak pengamatan teks Bibel
dengan geologi, paleontologi dan ilmu pra sejarah. Ia
menulis: Bibel tidak ada sangkut pautnya dengan
disiplin-disiplin tersebut. Jika seseorang ingin
mengkonfrontasikan Bibel dengan ajaran Sains, ia hanya
akan mencapai sebagai hasilnya, suatu pertentangan yang
tidak riil, atau suatu persesuaian yang "semu." Perlu
diterangkan disini bahwa pemikiran-pemikiran ini
dikemukakan berhubung dengan hal-hal yang terdapat
dalam Kitab Kejadian yang sama sekali tidak sesuai
dengan Sains modern yakni yang terkandung dalam 11
fasal yang pertama. Tetapi jika ada bagian-bagian Bibel
yang sekarang ini diperkuat oleh ilmu pengetahuan,
umpamanya beberapa hikayat dari zaman nabi-nabi bangsa
Israil, pengarang tidak segan-segan memakai pengetahuan
modern untuk menunjang kebenaran Bibel. Ia menulis
dalam halaman 34: Keragu-raguan terhadap hikayat ini
harus disingkirkan karena sejarah dan arkeologi Timur
telah memberikan kesaksian yang menguntungkan. Dengan
kata lain: jika Sains berfaedah untuk menguatkan teks
Bibel ia menggunakannya; jika Sains melemahkan teks
Bibel, orang tak boleh mempergunakan Sains untuk
menyesuaikan hal-hal yang tidak dapat disesuaikan,
yakni untuk menyesuaikan teori bahwa Bibel itu mutlak
benar. Dengan kekeliruan-kekeliruan yang terdapat dalam
Perjanjian Lama, ahli-ahli teologi modern mencoba
meninjau kembali tentang konsep klasik mengenai
kebenaran. Untuk menyebutkan secara terperinci
argumentasi-argumentasi rumit yang berkembang dalam
karangan-karangan mengenai Kebenaran Bibel seperti
karangan O. Lorentz (1972) "Apakah kebenaran Bibel itu
(quelle est la verite de la Bibel), akan membawa kita
keluar dari rangka buku ini; cukuplah kiranya jika kita
cantumkan disini pantangannya mengenai Sains."
Penulis menyebutkan bahwa Konsili Vatikan II
berhati-hati untuk memberi patokan guna membedakan
antara kekeliruan dan kebenaran dalam Bibel.
Pertimbangan-pertimbangan fundamental menunjukkan bahwa
hal tersebut adalah mustahil oleh karena Gereja tidak
dapat memutuskan kebenaran atau kesalahan metode ilmiah
sehingga ia juga tidak dapat memutuskan kebenaran Bibel
secara umum dan menurut prinsip.
Memang jelas bahwa Gereja tak dapat mengatakan terus
terang mengenai metode ilmiah sebagai usaha untuk
sampai kepada Pengetahuan. Tapi itu bukan persoalan
yang kita bicarakan. Kita tidak membicarakan
teori-teori tetapi membicarakan fakta yang jelas.
Apakah kita harus menjadi pendeta besar di zaman kita
ini untuk mengetahui bahwa alam itu tidak diciptakan
dan bahwa manusia itu tidak timbul di dunia ini
semenjak 37 atau 38 abad, atau mengetahui bahwa
perkiraan yang didasarkan atas silsilah keturunan dalam
Bibel mungkin dianggap salah, tanpa ada resiko
kekeliruan. Pengarang yang namanya disebut di sini (O.
Lorentz) tentu mengetahui hal ini. Keteranganrrya
tentang Sains hanya dimaksudkan untuk mengelakkan
persoalan, karena ia tidak membahas persoalan tersebut
secara yang semestinya.
Bahwa kita menyebutkan sikap para pengarang Kristen
dalam menghadapi kekeliruan ilmiah dalam teks Bibel
menunjukkan kesulitan yang timbul karenanya dan
menunjukkan pula bahwa tidak mungkin untuk menerangkan
sikap yang logis kecuali dengan mengakui bahwa
kekeliruan-kekeliruan itu berasal dari manusia dan
rasanya tidak mungkinlah untuk menerima
kekeliruan-kekeliruan tersebut sebagai suatu bagian
daripada wahyu.
Krisis yang mencekam kalangan-kalangan Gereja mengenai
wahyu telah terungkap dalam Konsili Vatikan II
(1962-1965), di mana diperlukan lebih dari 5 redaksi
untuk sampai kepada suatu teks final sesudah perdebatan
selama 3 tahun. Dengan begitu maka berakhirlah "situasi
yang parah dan mengancam bubarnya Konsili," menurut
kata-kata Monsieur Weber dalam kata pengantarnya untuk
dokumen no. 4 mengenai: Wahyu.
Dua kalimat dalam dokumen Konsili Vatikan mengenai
Perjanjian Lama (fasal 4, halaman 3) menyebutkan
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan beberapa
teks dengan cara yang tidak dapat lagi dibantah.
Dengan mengingat situasi manusia sebelum keselamatan
yang ditegakkan oleh Yesus Kristus, kitab-kitab
(fasal-fasal) Perjanjian Lama memungkinkan kepada kita
semua untuk mengetahui siapa Tuhan itu dan siapa
manusia itu, begitu juga rasanya Tuhan dalam
keadilanNya dan rahmatNya bertindak terhadap manusia.
Kitab-kitab (fasal-fasal) itu walaupun mengandung
hal-hal yang tidak sempurna dan lemah, merupakan saksi
dari pendidikan ilahi yang benar.6
Dengan kata "imparfait" (tidak sempuma) dan "Caduc"
(lemah) yang dipakai untuk memberi ciri kepada beberapa
teks, berarti bahwa teks-teks tersebut dapat dikritik
dan dapat ditinggalkan. Prinsip ini telah diterima
secara jelas sekali.
Teks ini merupakan satu bagian daripada deklarasi umum
yang mendapat 2344 suara pro dan 6 kontra. Tetapi
sesungguhnya tidak diperlukan adanya gambaran hampir
aklamasi. Dalam tafsiran dokumen resmi, di bawah tanda
tangan Monsigneur Weber kita dapatkan suatu kalimat
yang dengan jelas mengoreksi adanya "caducite"
(kelemahan) beberapa teks yang termasuk dalam deklarasi
agung daripada Konsili "Tidak ada syak lagi bahwa
beberapa fasal dari Bibel Israil mempunyai sifat
"sementara" dan sifat "tidak sempurna."
"Caduc" suatu kata dalam deklarasi resmi, tidak sinonim
dengan "sifat sementara" yang dipakai oleh juru tafsir.
Mengenai kata sifat "Israilite" yang ditambahkan,
memberi kesan bahwa deklarasi Konsili hanya dapat
mengkritik versi Ibrani; padahal soalnya tidak begitu.
Yang menjadi sasaran Konsili adalah Perjanjian Lama,
dan Perjanjian Lama itulah yang dianggap mengandung
kekurangan dan kelemahan dalam beberapa bagiannya.
V. KESIMPULAN
Kita harus memandang Bibel bukan dengan melekatkan
kepadanya secara resmi sifat-sifat yang kita inginkan
untuknya, tetapi, dengan menelitinya sebagaimana adanya
secara obyektif. Ini memerlukan pengetahuan tentang
teks dan juga tentang sejarah teks-teks tersebut.
Sejarah teks memungkinkan kita memperoleh idea tentang
keadaan-keadaan yang mendorong kepada terjadinya
perubahan-perubahan teks selama beberapa abad, kepada
terbentuknya teori yang kita miliki secara pelan-pelan
dengan beberapa pengurangan atau penambahan.
Hal-hal tersebut memungkinkan sekali bahwa dalam
Perjanjian Lama kita mendapatkan versi bermacam-macam
mengenai sesuatu hikayat, atau mendapatkan
kontradiksi-kontradiksi, kekeliruan sejarah, kesalahan
dan ketidak sesuaian dengan pengetahuan-pengetahuan
ilmiah yang sudah pasti. Hal-hal yang akhir ini sangat
wajar dalam karya manusia kuno, sehingga wajar pula
jika kita menemukannya dalam buku-buku yang ditulis
dalam kondisi tersusunnya teks Bibel.
Sebelum problema ilmiah muncul, dalam periode di mana
orang belum dapat mengatakan tidak benar atau
kontradiksi, seseorang yang berperasaan sehat seperti
Agustinus, berpendapat bahwa Tuhan tidak mungkin
mengajarkan kepada manusia hal-hal yang tidak sesuai
dengan kebenaran, dan ia membentuk suatu prinsip yaitu:
kemustahilan bahwa pernyataan yang tidak sesuai dengan
kebenaran itu berasal dari Tuhan. Dan karena itu ia
bersedia untuk mengeluarkan hal yang semacam itu dari
Bibel.
Kemudian, ketika orang sudah dapat memahami bahwa
beberapa bagian Bibel tidak sesuai dengan pengetahuan
modern, manusia tidak suka mengikuti sikap seperti
tersebut di atas. Dengan begitu kita mengalami
perkernbangan teratur yang bertujuan untuk memelihara
dalam Bibel teks-teks yang mestinya sudah tidak
mempunyai tempat lagi.
Konsili Vatikan II (1962-1965) telah meredakan sikap
yang keras ini dengan mengemukakan reserve untuk
"fasal-fasal Perjanjian Lama" yang mengandung "hal-hal
yang kurang sempurna dan hal-hal yang lemah." Apakah
sifat reserve tersebut merupakan suatu pandangan taqwa
semata-mata atau akan disusul dengan perubahan sikap
terhadap hal-hal yang tak dapat diterima lagi pada abad
XX dalam buku-buku yang jika diselamatkan dari
perubahan-perubahan yang dibikin oleh manusia, hanya
akan dijadikan oleh Tuhan sebagai saksi daripada
pendidikan suci yang hakiki.
sumber :
BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille
Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(Qs Al Isra' 36)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2009
(241)
-
▼
Januari
(106)
- Invasi Gaza:"Operasi Cast Lead", bagian Dari Sebua...
- Tentang kebiasaan Yahudi suka mengubah perkataan ...
- Seorang wanita haruslah memakai tudung kepala
- BAYANGAN PERANG SALIB
- SEMANGAT BARAT
- JALAN ISLAM YANG TERBUKA
- Berinteraksi dengan Al Qur'an
- Pendahuluan Kuliah Tauhid
- TAWHID dan KEMERDEKAAN
- SYIRIK dan MUSYRIK
- Dua Pribadi Panutan Bagi Seluruh Kemanusiaan
- CONTOH-CONTOH PRIBADI TAWHID DALAM SEJARAH ISLAM
- HAL-HAL YANG MENGURANGI ATAU MERUSAK SIKAP TAUHID
- TOKOH-TOKOH KRISTEN PENENTANG TRINITAS
- Yahudi Non-Zionis Berdoa di Konferensi Al-Azhar un...
- 12 Rahasia Kejahatan Yahudi dalam Kitab Suci
- Letter from Israel Kid to Palestinian kid... with ...
- KLAIM-KLAIM ISRAEL ATAS PALESTINA
- PERANG 1948
- PARA PENGUNGSI PALESTINA
- KRISIS SUEZ 1956
- PERANG 1967
- RESOLUSI PBB 242
- PERANG ATRISI 1969-1970
- PERANG 1973
- INVASI LEBANON 1982
- PEMERINTAHAN LIKUD
- INTIFADHAH
- WARGA NEGARA ISRAEL KETURUNAN PALESTINA
- BANTUAN AS UNTUK ISRAEL
- GARANSI PINJAMAN UNTUK ISRAEL
- ISRAEL MEMATA-MATAI AMERIKA
- SENJATA-SENJATA NUKLIR ISRAEL
- ISRAEL DAN AFRIKA SELATAN
- ISRAEL DAN DUNIA KETIGA
- PEMERINTAHAN YITZHAK RABIN
- NASIB BANGSA PALESTINA
- KLAIM-KLAIM ISRAEL TERHADAP JERUSALEM
- PEMUKIMAN-PEMUKIMAN YAHUDI
- ISRAEL DAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
- ISRAEL DAN PROSES PERDAMAIAN
- GANJARAN MERUGIKAN YANG LAIN DARI ISRAEL
- Ayat-ayat perang dan pembantaian massal di Bible
- SERANGAN ISRAEL
- MUSLIHAT PERDAMAIAN ISRAEL
- I N T I F A D A H
- TEROR ZIONIS
- ZIONISME: SEBUAH NASIONALISME SEKULER YANG MENGKHI...
- PALESTINA MUSLIM
- SEJARAH YAHUDI
- YAHUDI MELAWAN TERORISME ISRAEL
- SEBUAH HIMBAUAN KEPADA BANGSA ISRAEL
- Israel sebagai sekutu strategis AS ?
- Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel
- Tentang Perjanjian Lama
- Taurah atau Pentateuque
- Sejarah,Kenabian,syair dan hikmah
- Perjanjian Lama dan Sains
- Silsilah dari Nabi IAdam Sampai Nabi Isa
- Banjir Nabi Nuh
- SIKAP PENGARANG PENGARANG KRISTEN
- Pengantar Kepada Perjanjian Baru
- Sejarah Injil Empat
- Injil Karangan Matius
- Injil Karangan Markus
- Injil Karangan Lukas
- Injil Karangan Yahya
- Sumber-sumber Injil
- Silsilah Nenek Moyang Yesus
- Sejarah Teks Perjanjian Baru
- V. KONTRADIKSI-KONTRADIKSI DAN KEKELIRUAN KEKELIR...
- Lembaga Ekaristi
- Yesus bangkit dari kubur dan menampakan diri
- YESUS NAIK KE LANGIT
- Paraklet dalam Injil Yahya
- Qur'an dan Sains Modern
- Penciptaan Langit dan Bumi,menurut Bible dan Al qu...
- Sejarah Penyusunan Al-Qur'an
- Evolusi Alam Samawi dan Menundukan Angkasa
- Astronomi dalam Qur'an
- Siklus air dan lautan didalam Al qur'an
- Muka Bumi didalam Al Qur'an
- Atmosfir Bumi didalam Al qur'an
- ALAM TUMBUH-TUMBUHAN DAN BINATANG
- REPRODUKSI MANUSIA DALAM QUR-AN
- Kisah dalam Qur'an dan Injil
- Banjir Nuh: menurut Injil dan menurut Al Qur'an
- Exodus Musa menurut Bible
- Exodus Musa menurut Qur'an
- Konfrontasi riwayat kitab suci dengan pengetahuan ...
- Konfrontasi riwayat kitab suci ,dengan pengentahua...
- Konfrontasi riwayat kitab suci,dengan pengetahuan ...
- QUR-AN, HADITS & SAINS MODERN
- Hanya dari Sara keturunan Ibrahim yang dijanjikan ?
- Tafsir QS. al-Baqarah 62
- Mengapa saya masuk Islam?
- Kuliah Tauhid
- Dialog Masalah Ketuhanan Yesus
- Kumpulan Artikel M. Syamsi Ali
- Wawasan Al Qur'an
-
▼
Januari
(106)

Gratis Download Ebook,Mp3 dan Software Islam's Fan Box
Gratis Download Ebook,Mp3 dan Software Islam on Facebook

6 komentar:
texans jerseys
replica rolex
nike free 5
rolex replica
cleveland cavaliers jersey
jordan shoes
chaussure louboutin pas cher
gucci sale
versace
cheap nba jerseys
ed hardy clothing
basketball shoes
jordan shoes
eagles jerseys
ralph lauren
michael kors handbags
oklahoma city thunder
nike blazer pas cher
chiefs jersey
toms outlet
nike outlet
gucci shoes
abercrombie & fitch
louis vuitton paris
ray ban sunglasses
seattle seahawks jerseys
cavaliers jerseys
nike outlet
kevin durant shoes
ralph lauren outlet
20175.17chenjinyan
atlanta falcons jersey
lacoste polo
timberland shoes
nike roshe run one
hermes belt
nike air max
air jordan shoes
adidas outlet
james harden shoes
louboutin shoes
nba jerseys
michael kors handbags
polo ralph lauren
michael kors handbags outlet
true religion outlet
ralph lauren
michael kors outlet
polo ralph lauren
michael kors outlet
ugg boots
qzz0522
links of london
uggs outlet
moncler outlet
ugg boots
michael kors outlet
true religion jeans
kobe bryant shoes
bottega veneta outlet
canada goose jackets
oakley sunglasses
Posting Komentar