Syaikh Al-Albani dalam Tamaamul-Minnah
Ketahuilah bahwa diantara syarat-syarat hadits shahih adalah bahwa hadits itu tidak syadz (ganjil). Karena pengertian hadits shahih menurut para ahli hadits adalah : hadits yang bersambung sanadnya; diriwayatkan oleh orang yang adil dan kuat hafalannya, dari orang yang adil dan kuat hafalannya pula, dan seterusnya hingga mata rantai terakhir; tidak syadz; dan tidak cacat.
Dengan batasan seperti ini, hadits shahih terhindar dari sifat mursal, munqathi’ (terputus sanadnya) dan syadz, serta semua hadits yang memiliki cacat periwayatan 1.
Hadits syadz adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang dapat dipercaya atau diterima, namun bertentangan dengan riwayat orang yang memiliki tingkat validitas lebih tinggi, menurut pendapat yang diakui oleh para ahli hadits 2.
Hal ini dijelaskan oleh Ibnu Shalah dalam Al-Muqaddimah (halaman 86). Beliau berkata :
" إذا انفرد الراوي بشئ نظر فيه ، فإن كان مما انفرد به مخالفا لما رواه من هو أولى منه بالحفظ أو أضبط ، كان ما انفرد به شاذا مردودأ ، وإن لم تكن فيه مخالفة لما رواه غيره وإنما رواه هو ولم يروه غيره ، فينظر في هذا الراوي إلمنفرد ، فإن كان عدلا حافظا موثوقأ وإتقانه وضبطه ، قبل ما انفرد به ، ولم يقدح الانفراد به ، وإن لم يكن ممن يوثق بحفظه وإتقانه لذلك الذي انفرد به ، كان انفراده خارما له مزحزحا له عن حيز الصحيح ، ثم هو بعد ذلك دائر بين مراتب متفاوتة بحسب الحال ، فإن كان المنفرد به غير بعيد من درجة الحافظ الضابط المقبول تفرده ، استحسنا حديثه ذلك ولم نحطه إلى قبيل الحديث الضعيف ، وإن كان بعيدا من ذلك رددنا ما انفرد به وكان من قبيل الشاذ المنكر . . "
“Jika seorang perawi menyendiri dengan sesuatu, perlu diamati. Jika riwayat tunggalnya bertentangan dengan riwayat orang yang lebih baik dan kuat hafalannya, maka tergolong riwayat syadz dan tertolak. Jika riwayat tunggalnya tidak bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh orang lain, tetapi hanya dia sendiri yang meriwayatkan, sedang orang lain tidak, maka perlu diamati. Apakah perawi tunggal itu kuat hafalannya dan dapat dipercaya. (Jika yang terjadi seperti itu), maka diterimalah ia (dengan tambahan lafadhnya tersebut). Dan apabila ia tidak baik dan tidak kuat hafalannya, maka terputus dan terlempar jauh dari wilayah keshahihan. Dan setelah itu berada pada tingkat yang berbeda-beda sesuai keadaan. Artinya, jika perawi tunggal itu tidak jauh dari tingkat perawi lain yang kuat hafalan dan diterima kesendiriannya, maka kami golongkan hadits hasan dan kami tidak menjatuhkan pada kelompok hadits dla’if. Tetapi jika tidak, kami golongkan riwayat tunggal itu kepada hadits syadz yang munkar (teringkari)”.
Keganjikan (syudzudz) ini dapat terjadi pada mata rantai (sanad) atau redaksi hadits (matan). Contoh hadits dari kedua macam ini banyak sekali yang – insyaAllah – sebagian akan dijelaskan pada tempatnya.
-------------
1. Muqaddimah Ibnu Shalah halaman 8
2. Syarun-Nukhbah, Ibnu Hajar halaman 13-14.
Pedoman Menolak Hadits Majhul
Syaikh Al-Albani dalam Tamaamul-Minnah
Al-Khathib berkata dalam Al-Kifaayah (halaman 88) :
المجهول عند أصحاب الحديث هو كل من لم يشتهر بطلب العلم في نفسه ولا عرفه العلماء به ، ومن لم يعرف حديثه إلا من جهة راو واحد
“Al-Majhul menurut ahli hadits adalah orang yang tidak populer sebagai penuntut ilmu dan tidak dikenal oleh para ulama. Orang ini hanya meriwayatkan hadits dari satu rawi/sumber”.
Kemajhulan ini akan terangkat paling sedikit karena adanya dua atau lebih perawi terkenal keilmuannya yang meriwayatkan hadits darinya.
Aku (Syaikh Al-Albani) berkata : Tetapi keadilan itu tidak dapat ditentukan oleh riwayat dua perawi itu. Ada sekelompok orang menduga keadilan dapat ditentukan dengan cara demikian. Kemudian Al-Khathib menjelaskan rusaknya pendapat mereka dalam bab khusus setelah ini. Bagi orang yang berminat dapat melihatnya.
Aku (Syaikh Al-Albani) berkata : Orang yang majhul (tidak dikenal) yang hanya satu orang perawi meriwayatkan darinya itulah yang dikenal dengan majhul ‘ain ( المجهول العين ). Kemajhulan ini akan terangkat oleh adanya dua atau lebih perawi darinya. Ini yang disebut majhul haal ( المجهول الحال) dan mastur (tertutup), dan riwayatnya diterima oleh jama’ah tanpa ikatan dan ditolak oleh jumhur seperti dijelaskan dalam syarhun-Nukhbah (halaman 24) :
والتحقيق أن رواية المستور ونحوه مما فيه الاحتمال لا يطلق القول بردها ولا بقبولها ، بل يقال : هي موقوفة إلى استبانة حاله ، كما جزم به إمام الحرمين
“Sesungguhnya riwayat rawi yang mastur dan sejenisnya mengandung beberapa kemungkinan, tidak dapat ditolak atau diterima secara mutlak. Tetapi ia bergantung kepada kejelasan keadaan perawi, seperti yang diyakini oleh Imam Al-Haramian”.
Saya (Syaikh Al-Albani) berkata : Mungkin kejelasan keadaan perawi diperoleh dari adanya tautsiq (pengakuan terpercaya) dari seorang imam yang diakui tautsiq-nya. Dalam pernyataannya (yaitu Al-Hafidh) bahwa majhul haal adalah orang yang teriwayatkan haditsnya oleh dua orang atau lebih perawi, tetapi tidak ada pengakuan terpercaya. Saya mengatakan : Imam yang diakui tautsiq-nya, karena di sana ada ahli-ahli hadits yang tidak dapat diandalkan tautsiq-nya, seperti berbedanya Ibnu Hibban dari tradisi para ahli hadits pada umumnya. Ini akan saya jelaskan dalam pedoman berikutnya.
Memang benar bahwa riwayat majhul dapat diterima jika ada sejumlah besar perawi-perawi terpercaya meriwayatkan darinya hadits yang tidak mengandung unsur pengingkaran. Pendapat ini dianut oleh ulama muta’akhkhiriin seperti ibnu Katsir, Al-‘Asqalani, dan yang lainnya. Lihat beberapa contoh pada halaman 204-207 (yaitu di buku Tamaamul-Minnah - @Abu Al-Jauzaa’ ).
Menguatkan Hadits dengan Banyaknya Jalur Tidak Bersifat Mutlak
Sudah dikenal oleh ahli ilmu bahwa hadits akan menjadi kokoh (kuat) dan dapat dijadikan hujjah manakala diriwayatkan dari berbagai jalur, meskipun secara tersendiri masing-masing jalur itu lemah. Ini tidak bersifat mutlak. Artinya, menurut peneliti hadits, kekokohan hadits ini tetap ada jika kelemahan para perawinya dari berbagai jalur berada pada jeleknya hafalan mereka. Bukan pada kejelekan (muttaham) kejujuran atau kejelakan agama mereka yang dipertanyakan, yang ini menyebabkan tidak kuatnya hadits meskipun banyak memiliki jalur.
Beginilah apa yang dinukil oleh peneliti hadits, Al-Munawi, dalam Faidlul-Qadiir dari para ulama mereka mengatakan :
وإذا قوي الضعف لا ينجبر بوروده من وجه آخر وإن كثرت طرقه
“Jika sudah parah, kelemahan itu tidak dapat diperbaiki dengan mendatangkannya dari sisi lain meskipun banyak jalur”.
Oleh sebab itu, mereka sepakat atas lemahnya hadits :
من حفظ على أمتي أربعين حديثا
”Barangsiapa yang menghapal dari kalangan umatku empat puluh hadits” (Hadits ini ditakhrij dalam Adl-Dla’iifah 4589).
meskipun memiliki banyak jalur, karena kelemahannya yang sangat dan tidak bisa diperbaiki.
Berbeda jika masih ringan. Kelemahan itu dapat diperbaiki dan diperkuat. Lihatlah masalah ini dalam Qawa’idut-Tahdits (halaman 90) dan Syahun-Nukhbah (halaman 25).
Bagi orang yang ingin memperkuat hadits dengan banyaknya jalur, hendaklah ia memperhatikan para perawi masing-masing jalur, sehingga menjadi jelas baginya kelemahan hadits tersebut. Namun sangat disayangkan, sedikit sekali ulama –terutama mereka yang lahir belakangan – yang melakukan hal itu. Mereka melakukan penguatan hadits sekedar menempuh jalan orang lain tanpa mengadakan penelitian atau mengetahui hakekat kelemahan hadits. Bagi orang yang ingin mengetahui contoh-contoh hadits di atas, dapat menemukan banyak sekali pada kitab-kitab takhrij, terutama kitab saya (yaitu Syaikh Al-Albani rahimahullah) Silsilah Al-Ahaadits Adl-Dla’iifah.
---Syaikh Al-Albani dalam Tamaamul-Minnah---
Pedoman Keenam : Pernyataan Mereka (Ahli Hadits) : Para Perawinya adalah Para Perawi Hadits Shahih ( رجاله رجال الصحيح), Bukanlah Penilaian Shahih Atas Suatu Hadits.
Syaikh Al-Albani dalam Tamaamul-Minnah
Pada pedoman pertama telah diketahui pengertian hadits shahih yaitu hadits yang terbebas dari cacat-cacat seperti syudzudz, idlthirab (kegoncangan), dan tadlis, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Pernyataan beberapa ahli hadits : “Para Perawinya adalah Para Perawi Hadits Shahih” ( رجاله رجال الصحيح ) atau “Para Perawinya adalah Orang-Orang Terpercaya” ( رجاله ثقات ) atau yang semisal; adalah tidak sama dengan pernyataan : “Rantai Periwayatannya Shahih ( إسناده صحيح ). Pernyataan yang terakhir ini berbeda dengan pernyataan yang sebelumnya, yaitu menunjukkan adanya semua persyaratan keotentikan seperti terbebas dari cacat. Adapun pernyataan yang pertama hanya menunjukkan satu syarat, yaitu keadilan dan dipercayanya para perawi, tetapi tidak menunjukkan keotentikan hadits.
Ada juga hal yang perlu diperhatikan lagi, yaitu hadits yang dibahas di atas meskipun terbebas dari cacat-cacat, tidak otomatis hadits tersebut shahih. Sebab terkadang dalam rantai periwayatannya ada seorang perawi yang tidak menjadikan hadits tersebut sebagai acuan, tetapi ia meriwayatkannya sekedar sebagai saksi, karena ia lemah hafalannya, atau termasuk perawi yang hanya mendapat kepercayaan dari Ibnu Hibban.
Pernyataan beberapa peneliti hadits : “Dan perawi-perawinya adalah orang-orang yang mendapatkan kepercayaan” ( ورجاله موثقون ), menunjukkan bahwa mempercayai beberapa perawi tersebut mengandung kelemahan. Oleh karena itu, keotentikan hadits tidak dapat dipahami dari pernyataan mereka yang telah kami sebutkan di atas.
Karena kurang menyadari hal ini, muallif (yaitu Sayyid Sabiq dalam Fiqhus-Sunnah) sering menganggap shahih hadits berdasarkan pada otoritas ini. Saya telah menambahkan penjelasan bagi pedoman ini pada muqadimah kitab saya Shahih At-Targhib wat-Tarhib (halaman 39-46). Lihatlah, karena sangat penting.
baca sebelumnya
baca selanjutnya
7 komentar:
kate spade handbags
cheap uggs
seattle seahawks jerseys
coach outlet
ralph lauren polo
air jordan
nike outlet store
christian louboutin outlet
air jordan shoes
new balance sneakers
pandora charms
adidas shoes
nike kyrie 3
adidas ultra boost 3.0
cheap jordans
pandora jewelry
ultra boost 3.0
yeezy boost
michael kors factory outlet
longchamp online shop
air force ones
kobe bryant shoes
michael kors outlet store
links of london
http://www.nikedunks.us.org
longchamps
asics running shoes
air jordan 6
tom ford glasses
adidas yeezy boost
mbt shoes outlet
mbt shoes outlet
michael kors outlet
true religion outlet
christian louboutin shoes
pandora outlet
michael kors outlet
armani exchange
new york knicks jersey
ugg boots
zzzzz2018.6.30
basketball shoes
kate spade outlet online
christian louboutin shoes
ralph lauren outlet
canada goose uk
chrome hearts
moncler outlet
tods outlet
nike factory store
salomom shoes
www0820
coach outlet
nike chaussure
pandora jewelry outlet
louboutin shoes
nike air jordan
christian louboutin shoes
cheap ray bans
coach factory outlet
supreme clothing
coach outlet
zzzzz2018.8.21
canada goose outlet
canada goose jackets
nike huarache
mbt shoes
canada goose jackets
coach outlet
off white shoes
jimmy choo outlet
michael kors outlet
off white nike
Posting Komentar