HADIST YANG MARDUD (TERTOLAK) DISEBABKAN CACAT PADA PERAWINYA
oleh :Abu al-JauzaaCacat pada perawi adalah pemberian cacat atau cela padanya terhadap ke-’adalah-an dan agamanya, atau pada ke-dlabith-annya, hafalan, dan ingatannya.
Sebab-Sebab Cacat pada Perawi
Sebab-sebab cela pada perawi yang berkaitan dengan ke-’adalah-an perawi ada lima, dan yang berkaitan dengan ke-dlabith-annya juga ada lima.
Adapun yang berkaitan dengan ke-’adalah-annya, yaitu :
1. Dusta
2. Tuduhan berdusta
3. Fasiq
4. Bid’ah
5. Al-Jahalah (ketidakjelasan).
Dan yang berkaitan dengan ke-dlabith-annya, yaitu :
1. Kesalahan yang sangat buruk
2. Buruk hafalan.
3. Kelalaian.
4. Banyak wahm
5. Menyelisihi perawi yang tsiqah
Setelah posting ini, akan disebutkan macam-macam hadits dla’if yang disebabkan karena kecacatan perawi :
==========
Maudlu’ 1
Apabila sebab kecacatan pada perawi itu disebabkan oleh kedustaan atas Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka haditsnya dinamakan Maudlu’.
Pengertiannya
Maudlu’ secara bahasa artinya sesuatu yang diletakkan.
Sedangkan menurut istilah adalah : “Sesuatu yang diciptakan dan dibuat-buat lalu dinisbatkan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam secara dusta”.
Hadits ini adalah tingkatan hadits yang paling buruk dan jelek di antara hadits-hadits dla’if lainnya. Sebagian ulama membagi hadits menjadi empat bagian : shahih, hasan, dla’if, dan maudlu’. Maka maudlu’ menjadi satu bagian tersendiri.
Hukum Meriwayatkannya
Para ulama sepakat bahwasannya diharamkan meriwayatkan hadits maudlu’ dari orang yang mengetahui kepalsuannya dalam bentuk apapun, kecuali disertai penjelasan akan ke-maudlu’annya, berdasarkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :
ﻦﻴﺑﺫﺎﻜﻟﺍ ﺪﺣﺃ ﻮﻬﻓ ﺏﺬﻛ ﻪﻧﺃ ﻯﺮﻳ ﺚﻳﺪﺤﺑ ﻲﻨﻋ ﺙﺪﺣ ﻦﻣ
Barangsiapa yang menceritakan hadits dariku sedangkan dia mengetahui bahwa itu dusta, maka dia termasuk para pendusta (HR. Muslim).
Bagaimana Mengetahui Hadits Maudlu’

Hadits maudlu’dapat diketahui dengan beberapa hal, antara lain :
1. Pengakuan dari orang yang memalsukan hadits. Seperti pengakuan Abi ‘Ishmat Nuh bin Abi Maryam, yang digelari dengan Nuh Al-Jaami’, bahwasannya ia telah memalsukan hadits-hadits atas Ibnu ‘Abbas tentang keutamaan-keutamaan Al-Qur’an surat per surat; dan seperti juga pengakuan Maisarah bin Abd Rabbih Al-Farisi bahwasannya ia telah memalsukan hadits tentang keutamaan Ali sebanyak tujuh puluh hadits.
2. Apa yang diposisikan sama dengan pengakuannya. Seperti bila seseorang menyampaikan hadits dari seorang syaikh, dan hadits itu tidak diketahui kecuali dari syaikh tersebut, ketika si perawi itu ditanya tentang kelahirannya lalu menyebutkan tanggal tertentu. Setelah diteliti dari perbandingan tanggal tanggal kelahiran perawi dengan tanggal kematian sang syaikh yang diriwayatkan darinya, ternyata perawi dilahirkan sesudah kematian syaikh, atau pada saat syaikh itu meninggal dia masih kecil dan tidak mendapatkan periwayatan.
3. Adanya indikasi pada perawi yang menunjukkan akan kepalsuannya, misalnya seorang perawi Rafidlah dan haditsnya berisi tentang keutamaan ahlul-bait.
4. Adanya indikasi pada isi hadits, seperti : Isinya bertentangan dengan akal sehat, atau bertentangan dengan indera dan kenyataan, atau berlawanan dengan ketetapan agama yang kuat dan terang, atau susunan lafadhnya lemah dan kacau.
Misalnya apa yang diriwayatkan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari bapaknya dari kakeknya secara marfu’,”Bahwasannya kapal Nabi Nuh thawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali dan shalat dua raka’at di maqam Ibrahim”.
------------------
Catatan kaki :
1. Tadribur-Rawi halaman 178, Al-Ba’tsul-Hatsits halaman 78, dan Taisir Musthalah Hadits halaman 89
Motivasi-Motivasi yang Mendorong Melakukan Pemalsuan
1. Cerita-Cerita dan Nasihat
Para tukang cerita ingin menarik perhatian orang awam untuk mengajak mereka kepada kebaikan dan menghindari kemunkaran. Untuk maksud itu mereka memalsukan hadits yang dinisbatkan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dengan tujuan mencari penghidupan dan mendekatkan orang-orang awam dengan riwayat yang aneh. Misalnya : ”Barangsiapa yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah, maka Allah menciptakan dari setiap kata itu seekor burung yang paruhnya dari emas dan bulunya dari marjan”. Di antara mereka adalah Maisarah bin Abdir-Rabbih. Ketika ditanya,”Dari mana Anda dapatkan hadits-hadits ini?”. Dia menjawab,”Aku memalsukannya untuk menggembirakan orang”.
2. Membela Suatu Madzhab
Khususnya madzhab kelompok politik pasca terjadinya fitnah. Dan yang paling banyak melakukan kebohongan adalah kelompok Syi’ah Rafidlah. Imam Malik ketika ditanya tentang mereka, beliau mengucapkan,”Jangan mengajak bicara mereka dan jangan meriwayatkan dari mereka, karena mereka para pendusta”. Contoh hadits buatan mereka adalah : ”Aku (Muhammad) adalah timbangan ilmu, dan ‘Ali sebagai piringan timbangannya, Hasan dan Husain sebagai benang-benangnya, Fathimah pengaitnya, dan para imam sebagai tiang penimbang amalan orang-orang yang mencintai kami dan orang-orang yang membenci kami”.
Dan kelompok yang paling jauh dari tindakan pemalsuan adalah Khawarij, karena mereka mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar, sedangkan dusta termasuk dosa besar. Apalagi dusta terhadap Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
3. Zindiq
Para pemimpin dan penguasa negeri yang ditaklukan telah tunduk pada kekuasaan Islam, akan tetapi mereka masih memendam rasa kedengkian di dalam hati, namun mereka tidak mampu secara terang-terangan memusuhinya. Akhirnya mereka memalsukan hadits yang berisi kelemahan dan ejekan yang tujuannya merusak agama. Contohnya seperti : ”Allah telah menciptakan malaikat dari kedua bulu siku dan dada-Nya”. Dan : ”Melihat wajah yang cantik adalah ibadah”.
Dan di antara orang-orang zindiq tersebut adalah Abdul-Karim bin Abi Al-Auja’, yang dibunuh oleh Muhammad bin Sulaiman Al-‘Abbasi gubernur Bashrah. Ketika akan dibunuh Abdul-Karim berkata,”Aku telah memalsukan atas kalian empat ribu hadits, aku haramkan yang halal dan aku halalkan yang haram”. Dan Bayan bin Sam’an Al-Hindi yang dibunuh oleh Khalid bin Abdillah Al-Qusari, kemudian Muhammad bin Sa’id Al-Mashlub yang dibunuh oleh Abu Ja’far Al-Manshur.
4. Mendekatkan Diri kepada Para Penguasa Demi Menuruti Hawa Nafsu Mereka
Seperti kisah Ghiyats bin Ibrahim An-Nakha’I bersama Amirul-Mukminin Al-Mahdi, ketika dating kepadanya dan dia (Al-Mahdi) sedang bermain merpati. Lalu dia (Ghiyats) menyebut hadits dengan sanadnya secara berturut-turut sampai kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwasannya beliau bersabda,”Tidak ada perlombaan kecuali anak panah, ketangkasan, atau menunggang kuda atau sayap”. Maka dia menambahkan kata : ”atau burung”. Itu dilakukannya untuk menyenangkan Al-Mahdi, lalu Al-Mahdi memberinya sepuluh ribu dirham. Setelah ia berpaling, sang Amir berkata,”Aku bersaksi bahwa tengkukmu adalah tengkuk pendusta atas nama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Lalu beliau (Al-Mahdi) memerintahkan untuk menyembelih merpati tersebut.
Kesalahan Sebagian Ahli Tafsir dalam Menyebutkan Hadits-Hadits Palsu
Sebagian ulama’ tafsir melakukan kesalahan dengan menyebutkan hadits-hadits palsu dalam tafsir mereka tanpa menjelaskan kepalsuanya, khususnya riwayat tentang fadlilah Al-Qur’an surat per surat. Di antara mereka adlah : Ats-Tsa’labi, Al-Wahidi, Az-Zamakhsyari, dan Al-Baidlawi.
Karya-Karya dalam Hadits Maudlu’
1. Al-Maudlu’aat, karangan Ibnul-Jauzi – beliau paling awal menuliskan ilmu ini.
2. Al-La’ali Al-Mashnu’ah fil-Ahaadits Al-Maudluu’ah, karya As-Suyuthi – merupakan ringkasan kitab Ibnul-Jauzi dengan beberapa tambahan.
3. Tanzihusy-Syar’iyyah Al-Marfu’ah ‘anil-Ahaadits Asy-Syani’ah Al-Maudluu’ah, karya Ibnu ‘Iraq Al-Kittani – yang merupakan ringkasan dari kedua kitab tersebut di atas.
4. Silsilah Al-Ahaadits Adl-Dla’iifah wal-Maudluu’ah, karya Al-Albani
MATRUK
Apabila penyebab kecacatannya pada perawi adalah tuduhan berdusta -- yaitu sebab kedua --, maka haditsnya dinamakan hadits Matruk.
Pengertiannya
Al-Matruk menurut bahasa artinya dibuang, yang ditinggalkan.
Sedangkan menurut istilah adalah "hadits yang di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang dituduh berdusta".
Pertama, hadits itu tidak diriwayatkan kecuali dari jalur dia saja, dan bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang digali oleh para 'ulama dari nash-nash syar'i.
Kedua, dikenal berdusta dalam perkataan biasa, tetapi tidak nampak keduataannya di dalam hadits.
Contohnya
Hadits 'Amru bin Syamr Al-Ju'fi Al-Kufi Asy-Syi'i dari Jabir, dari Abu Thufail, dari 'Ali dan 'Ammar, keduanya berkata,"Adalah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam melakukan qunut pada shalat fajar, dan bertakbir pada hari Arafah dalam shalat Dhuhur dan memotong shalat 'ashar pada akhir hari tasyriq".
Imam An-Nasa'i dan Ad-Daruquthni dan ulama lainnya berkata tentang 'Amru bin Syamr,"Haditsnya matruk".
Dan jika hadits maudlu' adalah seburuk-buruk tingkatan hadits dla'if, maka hadits matruk berada pada tingkatan berikutnya.
MUNKAR
Apabila sebab kecacatan perawi adalah karena banyaknya kesalahan, sering lupa, atau kefasiqan,; maka hadistnya dinamakan hadits Munkar.
Pengertiannya
Munkar menurut bahasa adalah isim maf'ul dari kata al-inkaar, lawan dari kata al-iqraar.
Adapaun hadits munkar menurut istilah, para ulama mendefiniskannya dengan dua pengertian berikut ini :
Pertama : yaitu sebuah hadits dengan perawi tunggal yang banyak kesalahan atau kelalaiannya, atau nampak kefasiqannya atau lemah ke-tsiqahannya.
Contohnya :
Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Ibnu Majah dari riwayat Abi Zakir Yahya bin Muhammad bin Qais, dari Hisyam bin 'Urwah, dari bapaknya, dari 'Aisyah secara marfu' : "Makanlah balah (kurma mentah) dengan tamr (kurma matang), karena syaithan akan marah jika anak Adam memakannya".
An-Nasa'i berkata,"Ini hadits munkar, Abu Zakir meriwayatkannyasendiri, dia seorang syaikh yang shalih. Imam Muslim meriwayatkannya dalam mutaba'at. Hanya saja ia tidak sampai pada derajat perawi yang dapat meriwayatkan hadits secara sendiri".
Kedua : yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang lemah dan bertentangan dengan riwayat perawi yang tsiqah.
Perbedaan Antara Munkar dan Syadz Adalah :
a. Syadz adalah hadits yang diriwayatkan perawi yang maqbul yang bertentangan hadits yang diriwayatkan perawi yang lebih utama darinya.
b. Munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh perawi dla'if yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi tsiqah.
Dengan demikian, menjadi jelas bahwa keduanya terdapat kesamaan dalam hal : "menyelisihi riwayat yang lebih kuat darinya". Namun terdapat perbedaan dimana hadits syadz perawinya masih maqbul, sedangkan hadits munkar perawinya adalah dla'if.
Contohnya
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari jalur Habib bin Habib Az-Zayyat - tidak tsiqah - dari Abu Ishaq dan Aizar bin Harits, dari Ibnu 'Abbas dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : Barangsiapa yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, berpuasa, dan menghormati tamu, dia masuk surga".
Abu Hatim berkata,"Hadits ini munkar, karena para perawi tsiqah selain (Habib bin Zayyat) meriwayatkannya dari Abu Ishaq hanya sampai kepada shahabat (mauqif), dan riwayat inilah yang dikenal".
Dan hadits munkar sangat lemah, menempati urutan setelah matruk.
Dan karena definisi kedua dari hadits munkar adalah lawan dari hadits ma'ruf, maka berikut ini akan diuraikan pula tentang penjelasan hadits ma'ruf, meskipun ia termasuk bagian dari hadits maqbul yang dapat dijadikan hujjah.
bersambung
baca sebelumnya
baca selanjutnya
Apabila penyebab kecacatannya pada perawi adalah tuduhan berdusta -- yaitu sebab kedua --, maka haditsnya dinamakan hadits Matruk.
Pengertiannya
Al-Matruk menurut bahasa artinya dibuang, yang ditinggalkan.
Sedangkan menurut istilah adalah "hadits yang di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang dituduh berdusta".
Pertama, hadits itu tidak diriwayatkan kecuali dari jalur dia saja, dan bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang digali oleh para 'ulama dari nash-nash syar'i.
Kedua, dikenal berdusta dalam perkataan biasa, tetapi tidak nampak keduataannya di dalam hadits.
Contohnya
Hadits 'Amru bin Syamr Al-Ju'fi Al-Kufi Asy-Syi'i dari Jabir, dari Abu Thufail, dari 'Ali dan 'Ammar, keduanya berkata,"Adalah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam melakukan qunut pada shalat fajar, dan bertakbir pada hari Arafah dalam shalat Dhuhur dan memotong shalat 'ashar pada akhir hari tasyriq".
Imam An-Nasa'i dan Ad-Daruquthni dan ulama lainnya berkata tentang 'Amru bin Syamr,"Haditsnya matruk".
Dan jika hadits maudlu' adalah seburuk-buruk tingkatan hadits dla'if, maka hadits matruk berada pada tingkatan berikutnya.
MUNKAR
Apabila sebab kecacatan perawi adalah karena banyaknya kesalahan, sering lupa, atau kefasiqan,; maka hadistnya dinamakan hadits Munkar.
Pengertiannya
Munkar menurut bahasa adalah isim maf'ul dari kata al-inkaar, lawan dari kata al-iqraar.
Adapaun hadits munkar menurut istilah, para ulama mendefiniskannya dengan dua pengertian berikut ini :
Pertama : yaitu sebuah hadits dengan perawi tunggal yang banyak kesalahan atau kelalaiannya, atau nampak kefasiqannya atau lemah ke-tsiqahannya.
Contohnya :
Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Ibnu Majah dari riwayat Abi Zakir Yahya bin Muhammad bin Qais, dari Hisyam bin 'Urwah, dari bapaknya, dari 'Aisyah secara marfu' : "Makanlah balah (kurma mentah) dengan tamr (kurma matang), karena syaithan akan marah jika anak Adam memakannya".
An-Nasa'i berkata,"Ini hadits munkar, Abu Zakir meriwayatkannyasendiri, dia seorang syaikh yang shalih. Imam Muslim meriwayatkannya dalam mutaba'at. Hanya saja ia tidak sampai pada derajat perawi yang dapat meriwayatkan hadits secara sendiri".
Kedua : yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang lemah dan bertentangan dengan riwayat perawi yang tsiqah.
Perbedaan Antara Munkar dan Syadz Adalah :
a. Syadz adalah hadits yang diriwayatkan perawi yang maqbul yang bertentangan hadits yang diriwayatkan perawi yang lebih utama darinya.
b. Munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh perawi dla'if yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi tsiqah.
Dengan demikian, menjadi jelas bahwa keduanya terdapat kesamaan dalam hal : "menyelisihi riwayat yang lebih kuat darinya". Namun terdapat perbedaan dimana hadits syadz perawinya masih maqbul, sedangkan hadits munkar perawinya adalah dla'if.
Contohnya
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari jalur Habib bin Habib Az-Zayyat - tidak tsiqah - dari Abu Ishaq dan Aizar bin Harits, dari Ibnu 'Abbas dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : Barangsiapa yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, berpuasa, dan menghormati tamu, dia masuk surga".
Abu Hatim berkata,"Hadits ini munkar, karena para perawi tsiqah selain (Habib bin Zayyat) meriwayatkannya dari Abu Ishaq hanya sampai kepada shahabat (mauqif), dan riwayat inilah yang dikenal".
Dan hadits munkar sangat lemah, menempati urutan setelah matruk.
Dan karena definisi kedua dari hadits munkar adalah lawan dari hadits ma'ruf, maka berikut ini akan diuraikan pula tentang penjelasan hadits ma'ruf, meskipun ia termasuk bagian dari hadits maqbul yang dapat dijadikan hujjah.
bersambung
baca sebelumnya
baca selanjutnya
10 komentar:
2016-2-19 leilei
gucci borse
coach factory outlet online
mcm handbags
nike air max 90
toms outlet
michael kors outlet
louis vuitton handbags
adidas superstars
coach outlet online
mont blanc pens
moncler jackets
michael kors outlet online
michael kors outlet
ed hardy
jordan 6s
longchamp outlet
louis vuitton outlet
air max
ralph lauren
louis vuitton outlet
mizuno running shoes
fitflops uk
nike air max 95
canada goose uk
kate spade
michael kors outlet
polo ralph lauren
true religion jeans
adidas superstar
nike sb dunks
gucci handbags
kate spade handbags
louboutin
ghd hair straighteners
louboutin pas cher
longchamp pas cher
coach outlet store online
toms shoes
michael kors outlet
adidas gazelle
lacoste outlet
pandora charms
mlb jerseys
nmd
adidas neo online shop
longchamp
pandora bracelet
nike huarache
adidas online shop
adidas gazelle
coach outlet
true religion outlet
michael kors uk
oakley sunglasses
49ers jersey
gucci sito ufficiale
ugg boots
mont blanc outlet
polo ralph lauren
supra sneakers
links of london
adidas outlet
nike mercurial
true religion jeans
michael kors outlet online
michael kors outlet
adidas nmd
cheap nfl jerseys
adidas gazelle
chrome hearts
cheap jordans
longchamp handbags
led shoes
true religion outlet
asics sneakers
gucci belts
adidas eqt support adv
gucci belts for men
jordan shoes
moncler jackets
qzz0522
true religion jeans
cheap jordans
keen shoes
true religion uk
michael kors handbags
jordan shoes
coach outlet online
mulberry handbags
cheap nfl jerseys
polo ralph lauren
zzzzz2018.6.30
nike outlet
nike requin pas cher
nba jerseys
pandora
nike shoes
canada goose jackets
fitflops sale clearance
manolo blahnik shoes
canada goose jackets
issey miyake perfume
qzz0720
uggs outlet
fila shoes
longchamp solde
air jordan 4
pelicans jerseys
longchamp solde
toms shoes
michael kors outlet
coach outlet
dc shoes
fila disruptor
off white shoes
tory burch
cheap jordans
adidas ultra boost
michael kors handbags
adidas nmd
michael kors outlet online
nike mercurial
jordan 11 retro
jinyi927
canada goose outlet
louboutin shoes
tory burch outlet
jordan shoes
pandora jewelry
golden goose
nike shoes
jordan shoes
red bottom shoes
pandora charms
Posting Komentar