Oleh : A.Ahmad Hizbullah MAG
Pendeta Antonius Richmon Bawengan menipu umat Islam dengan
penafsiran “shirathal mustaqiim” (jalan yang lurus) yang keliru dengan
tudingan sbb:
“Penganut Agama Arabi mentaati ketentuan
untuk menyembah Allah, antara lain dalam bentuk shalat 5 waktu, yang
berlangsung 17 rekaat setiap hari. Dalam setiap rekaat shalatnya, umat
Muhammad umumnya melafazkan Al-Fatihah, yang berisi antara lain: “…
Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau telah anugerahkan nikmat kepada mereka…”
17
kali sehari kalimat permohonan itu diucapkan oleh muslim yang takwa.
Hari ini belum dikabulkan, besok memohon lagi. Tidak dikabulkan, lanjut
dengan permohonan di hari berikutnya. 6100 kali dimohonkan dalam
setahun, tidak terkabul juga. Fakta menunjukkan bahwa sampai hari ini,
sesudah 15 abad agama Islam berkembang, permohonan tentang Jalan yang
lurus itu berlanjut terus.
Tuduhan pendeta ini picik dan
licik. Padahal Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa jalan yang lurus yang
dimaksud surat Al-Fatihah ayat 6 dalam ayat berikutnya:
“Yaitu
jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat” (Al-Fatihah 7). Menurut ayat ini, kriteria jalan yang lurus itu ada dua, yaitu: